 |
| PNS yang sudah masuk MPP, Agus Taman sudah bergerak dalam usaha budidaya lebah trigona bersama 17 rekannya. Dirinya merasa masa depan lebih jelas walaupun di hari esok sudah berhenti total |
NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah masuk Masa Pensiun Pegawai (MPP) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur, khususnya di Dinas Kesehatan, sudah melangkah jauh untuk mengisi hari tua dengan usaha budidaya lebah trigona atau yang biasa disebut lebah klenceng oleh masyarakat luas.
"Pertama kali, setahun yang lalu, saya pesan 10 kotak dengan biaya Rp. 12 juta. Sekarang sudah 35 kotak berisi lebah trigona," ujar Agus Taman pembudidaya lebah trigona yang berlokasi Kampung Bojongrenged, RT. 03/06 Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah kepada netsembilan.com, Rabu (15/01/2022).
Agus menjelaskan, semua peternak lebah penghasil madu ini bekerjasama dengan PT. Maha Karya Berkah Madani. Sistem yang dijalani pun terbilang menguntungkan karena biaya Rp. 12 juta untuk 10 stuck atau kotak berisi lebah tersebut akan dikembalikan perusahaan apabila masa kontrak sudah selesai dan tidak dilanjutkan lagi. Sementara hasil panen yang berjarak 4 bulan tetap dibeli perkotak dengan harga Rp. 400 ribu.
"Bagi saya dan rekan - rekan yang sama masuk MPP, ini sangat menguntungkan, " jelas Agus.
Penghasilannya dari usaha budidaya lebah trigona inipun bertambah lagi dari penghasilan pembudidaya lain yang diajak ya bergabung dan melakukan kerjadama dengan perusahaan yang berjumlah 17 orang, dengan 300 stuck sarang lebah trigona yang menyertainya. Agus mendapatkan Rp 30 ribu perstuck.
"Belum lagi bila panen yang 300 stuck itu, saya juga mendapatkan bonus Rp. 30 ribu juga bila kerjasama dilanjutkan," katanya.
Untuk makanan lebah trigonanya sendiri, lanjut Agus, bisa dari tumbuhan perdu atau aneka bunga yang ada disekitar. Dan makanan lebah yang disiapkan berupa getah pingsan dan getah nangka.
"Satu kelebihan dari budidaya lebah trigona ini, yaitu tidak menyengat terhadap manusia. Jadi aman untuk dibudidayakan dimana saja," tutupnya. (Ruslan Ependi)
