Laporan : Yudi.Sanjaya
NET9.COM//SUBANG- Kegiatan Merawat NKRI dengan Budaya – Ruwatan Ibu Pertiwi yang digelar pada Sabtu, 13 September 2025, di RSSCC Subang, berlangsung khidmat dengan agenda doa bersama, refleksi kebangsaan, serta perawatan kebersamaan melalui budaya. Acara ini diinisiasi dan dijalankan oleh berbagai organisasi pemuda dan komunitas lintas elemen.
Namun, catatan kritis harus disampaikan, seluruh kegiatan terlaksana murni dari hasil patungan dan swadaya penyelenggara tanpa kehadiran maupun dukungan nyata dari pihak pemerintah.
Satrio Budi Raharjo, Kader PMII UNSUB, menegaskan bahwa absennya pemerintah dalam momentum kebangsaan ini menjadi ironi tersendiri.
> “Kalau bicara merawat NKRI, semestinya pemerintah berdiri paling depan. Tapi faktanya, kegiatan penting seperti ini justru hanya digerakkan oleh semangat gotong royong para pemuda dan komunitas. Pemerintah seolah lupa bahwa merawat kebangsaan dan budaya adalah tugas negara, bukan sekadar inisiatif masyarakat,” tegas Satrio.
Ia menambahkan, meski acara tetap berjalan dengan penuh semangat, hal ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan pusat.
> “Apakah kita harus terus berjalan sendiri? Pemerintah tidak boleh hanya hadir dalam seremoni atau klaim keberhasilan, tapi absen ketika masyarakat betul-betul bekerja menjaga kebudayaan dan persatuan bangsa,” lanjutnya.
Acara ini membuktikan, meski tanpa dukungan pemerintah, kekuatan kolektif masyarakat masih mampu menghadirkan ruang kebangsaan yang bermakna. Namun, ke depan pemerintah diharapkan tidak lagi berpangku tangan, melainkan hadir memberikan dukungan nyata bagi setiap inisiatif kebudayaan dan kebangsaan yang lahir dari masyarakat.