CIANJUR -//- Ribuan warga dari berbagai desa di kaki Gunung Gede Pangrango bersama Aliansi Masyarakat Gede Pangrango (AMGP) mendatangi pendopo Pemkab Cianjur untuk menyampaikan penolakan tegas terhadap proyek geothermal yang dioperasikan oleh PT Daya Mas Geo Patra Pangrango.Rabu ( 10/12/2025 )
Massa berangkat dari kaki Gunung Gede menuju pendopo menggunakan sepeda motor, pikap, hingga truk. Perwakilan mereka menyampaikan tuntutan kepada Pemkab Cianjur dan menagih janji Bupati Cianjur Muhammad Wahyu yang sempat berucap akan menolak dan melawan proyek tersebut saat masa kampanye. Namun, Bupati tidak berada di pendopo dan tak menemui massa, sehingga mereka merasa kecewa dan menyatakan bahwa jika tidak ada hasil, akan beraksi ke Pemprov Jabar.
Alasan penolakan masyarakat antara lain karena proyek dianggap mengancam lingkungan, sumber air, keselamatan masyarakat, dan kelestarian hutan. Mereka juga mengkhawatirkan perubahan struktur tanah, potensi longsor, pelepasan gas berbahaya, gangguan sumber air, kerusakan habitat flora dan fauna, serta hilangnya ruang hidup yang sudah turun-temurun mereka jaga. Selain itu, penetapan wilayah kerja panas bumi (WKP) dilakukan tanpa konsultasi publik yang layak, tanpa transparansi dokumen, dan cenderung mengabaikan suara masyarakat.
Proyek geothermal di kawasan Gunung Gede Pangrango sebenarnya sudah berlanjut meski mendapat penolakan, dengan tahapan eksplorasi dijadwalkan dimulai pertengahan 2024 dan saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan. Perusahaan menyatakan bahwa proyek ini merupakan energi bersih dan ramah lingkungan, serta akan memberikan manfaat bagi masyarakat seperti peningkatan akses jalan dan penurunan biaya produksi pertanian.