Iklan

Iklan

Pandangan Para Elite Indonesia Terhadap Rivalitas AS-RRT di Indo-Pasifik

klikindonesia
13 Des 2023, 14:34 WIB Last Updated 2023-12-13T07:34:55Z


Oleh: Ngadino - BRIN

NET9-JAKARTA- Ketegangan yang meningkat akibat adanya rivalitas antara Amerika Serikat (AS) dengan RRT di Kawasan Indo-Pasifik membuat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan kajian dan penelitian mengenai dinamika di Indo-Pasifik.
Pada tahun ini, Tim Kajian Politik Luar Negeri Pusat Riset Politik - BRIN telah menyelesaikan survei terkait persepsi elite mengenai rivalitas AS-RRT tersebut di Indo-Pasifik.

Pada tanggal 07 Desember 2023 lalu, BRIN meluncurkan hasil survey terhadap para elit Indonesia terkait adanya isu rivalitas tersebut. Survei ini mengangkat tema bagaimana persepsi elite Indonesia dalam merespons rivalitas AS-RRT di kawasan yang sangat mempengaruhi dalam perumusan kebijakan luar negeri Indonesia.

Metodelogi
Purposive sampling diambil dari para pemangku kepentingan Kementerian/Lembaga (K/L) dan Akademisi yang menangani isu Indo-Pasifik (politik, keamanan, dan ekonomi) dengan  total responden 76 orang dari K/L dan Akademisi, dengan distribusi responden K/L sebanyak 42 %, sedangkan dari kelompok Akademisi sebanyak 58 %. Waktu pengisian responden mulai dari bulan September 2022 sampai dengan bulan Juni 2023. 

Institusi responden kelompok K/L adalah Kemenko Polhukam, Kemenko Perekonomian, Kemenko Marinves, Kemenlu, Kemenhan, Kemendag, KKP, TNI, Bakamla, DPR RI. Institusi responden kelompok Akademisi adalah UGM, UNSOED, UNDIP, UI, UNAIR, UNAND, UIN Syarif Hidayatullah, UPN Veteran Jakarta, UNP, UNCEN, UNSYIAH, UMRAH, USU, BINUS University.



Hasil Survei
Beberapa pertanyaan dan jawaban dari para responden memberikan hasil sebagai berikut: 
Apakah Indo-Pasifik relevan bagi Indonesia? K/L maupun Akademisi sepakat memberikan jawaban relevan dengan nilai di atas 90 %. 

Pertanyaan selanjutnya, pemerintah Indonesia semakin banyak menggunakan istilah Indo-Pasifik daripada Asia-Pasifik. Responden dari K/L maupun Akademisi sebagian besar setuju dengan adanya pergeseran tersebut. 
Alasan Indo-Pasifik relevan bagi Indonesia. K/L menganggap ada hubungannya dengan relevansi kepemimpinan Indonesia, sedangkan Akademisi lebih menyoroti tentang posisi geografis Indonesia dan ASEAN di persimpangan kawasan. 

 
Apakah Indo-Pasifik relevan bagi ASEAN? Mayoritas responden K/L dan Akademisi menjawab relevan karena posisi geografis ASEAN yang strategis di Kawasan Indo-Pasifik. 
Terkait mengenai esensi rivalitas AS-RRT di Indo-Pasifik, baik K/L maupun akademisi memiliki pandangan yang sama yaitu bahwa rivalitas tersebut merupakan persaingan politik, keamanan/militer dan ekonomi dan berpengaruh terhadap Indonesia. Terkait dengan ekonomi, kedua responden juga memberikan tanggapan yang sama yaitu bahwa RRT dianggap lebih berpengaruh dibandingkan AS.
 

Seberapa besar ancaman AS/RRT terhadap kepentingan nasional Indonesia pada bidang politik, pertahanan keamanan, dan ekonomi? Pandangan K/L dan Akademisi menunjukkan bahwa RRT/AS dianggap cukup mengancam, dan RRT dianggap lebih mengancam dibanding AS.

Seberapa besar upaya AS/RRT saat ini untuk mendekati Indonesia pada bidang politik, pertahanan keamanan dan ekonomi? K/L dan Akademisi memiliki kesamaan persepsi yaitu AS lebih berupaya dibanding RRT. Sementara untuk bidang Ekonomi RRT dianggap lebih berupaya dibanding AS. 

Rivalitas AS - RRT menguntungkan kepentingan nasional Indonesia. Responden dari K/L dan Akademisi menilai seimbang antara menguntungkan dan merugikan.

Sementara dalam bidang ekonomi K/L dan Akademisi sepakat yaitu akan meningkatkan penanaman modal asing langsung (foreign direct investment) RRT namun mereka juga berpandangan akan meningkatkan proteksionisme AS.

Dampak Rivalitas AS-RRT terhadap prioritas politik Luar Negeri Kementerian Luar Negeri. Mayoritas responden K/L dan Akademisi memiliki kesamaan pandangan yaitu sangat berdampak pada kepemimpinan Indonesia di tingkat regional dan global, kedaulatan dan kesatuan wilayah, diplomasi ekonomi, dan diplomasi kesehatan.

Dampak rivalitas Amerika Serikat dan RRT terhadap hubungan bilateral Indonesia dengan AS. Sebagian besar responden baik K/L maupun Akademisi berpandangan memperkuat hubungan. Hanya Sebagian kecil (kurang dari 12 %) yang memilih memperburuk. Demikian juga terhadap RRT. 
 

Respons dan kebijakan yang telah diimplementasikan Pemerintah Indonesia terkait Indo-Pasifik. Sebagian besar responden baik K/L maupun Akademik memiliki sudut pandang yang hampir mirip, yaitu sudah sesuai dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan pemanfaatan platform ASEAN untuk merepresentasikan posisi Indonesia di Indo-Pasifik sudah tepat.

Kebijakan yang paling tepat dalam merespons rivalitas AS-RRT di Indo-Pasifik. Pandangan yang paling mirip antara kelompok K/L dengan Akademisi adalah menempatkan Indonesia untuk memperkuat dialog antar negara ASEAN sebagai prioritas.

Secara keseluruhan bisa kita simpulkan bahwa ada persamaan persepsi antara pelaksana pengambil kebijakan di lapangan dalam hal ini diwakili oleh K/L dengan para Akademisi yang lebih cenderung idealis dan teoritis. Memang ada sedikit perbedaan pandangan antara K/L dengan Akademisi, namun dengan jumlah parameter perbedaan yang sangat sedikit, seperti alasan tentang relevansi Indo-Pasifik dengan Indonesia. 
.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pandangan Para Elite Indonesia Terhadap Rivalitas AS-RRT di Indo-Pasifik

Terkini

Iklan