NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Usaha ternak kelinci di Kabupaten Cianjur terus menunjukan geliat yang menjanjikan. Bahkan permintaan pasar atas daging si kuping panjang ini tidak mampu dipenuhi oleh para peternak. Maklum saja, tanpa masyarakat luas ketahui, kandungan gizi berlimpah, kaya protein dan rendah lemak yang terdapat dalam kelinci sangat dibutuhkan oleh masyarakat kelas menengah ke atas.
"Kita kewalahan menyediakan permintaan pasar yang dua ton per bulan," ujar salah seorang peternak sekaligus suplaiyer daging kelinci dari Arden Farm, Deni Bintoro kepada netsembilan.com. Jumat (23/10/2020).
Deni memaparkan, masuknya pandemi Covid19 awal tahun 2020 kemarin, dia merasa pesimis dengan masa depan usaha ternak kelinci pedagingnya. Namun diluar dugaan, seiring meningkatnya pengetahuan masyarakat perkotaan akan kandungan gizi di dalam daging kelinci, maka permintaan pun bukannya menurun, bahkan melebihi kesanggupan para peternak lainnya.
"Untuk mengakalinya, saya beserta istri mengolah sendiri daging kelinci menjadi dendeng dan abon. Namun tetap saja permintaan bukannya menurun, tapi malah meningkat," kata dia.
Untuk memenuhi permintaan pasar inilah Arden Farm yang didirikannya bersama dengan sang Istri, Intan Jenita Haerunissa ini membutuhkan keberadaan peternak tambahan. Harga yang diterimanya lumayan tinggi dikisaran Rp. 23 ribu per kilogram untuk kelinci pedaging hidup, sedangkan Rp. 50 ribu untuk kelinci yang sudah dipotong lengkap dengan kepalanya.
"Sedangkan untuk pengepul, karena dia juga berhak atas laba, maka saya beri harga 25 ribu untuk kelinci pedaging hidup," jelasnya.
Bila masyarakat berminat, dirinya siap menjadi bapak angkat dari usaha ternak kelinci pedaging. Ilmu yang dimilikinya akan dibagikan mulai dari pengadaan kandang yang layak, teknik pemeliharaan sampai masa kelinci layak potong.
"Selain dari pemenuhan kebutuhan, saya harap masyarakat jangan lesu dalam berusaha. Mari, kita awali semua dengan semangat hingga kita maju bersama - sama," ajaknya. (Ruslan Ependi)
