 |
| Anggota DPRD Provinsi Jabar dari Praksi PKB akan meminta lahan hutan milik negara agar mau meningkatkan produksinya dengan menyertakan masyarakat sekitar. Hal ini agar mampu meningkatkan kualitas derajat perekonomian masyarakat desa. |
NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Praksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Asep Suherman di masa ressesnya, menerima keluhan kelangkaan pupuk dan tertutupnya informasi pasar dari kaum tani di Kecamatan Cikalongkulon dan Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
"Saya menerima keluhan masyarakat petani disaat masa reses ke dua sekarang ini," ujar Legislator ini kepada netsembilan.com. Senin (01/03/2021).
Asep Suherman yang juga mantan pendamping desa ini mengaku, sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam persoalan yang dihadapi oleh masyarakat desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Bahkan dirinya sendiri terlahir dari keluarga petani desa disekiatan kawasan puncak Cianjur.
"Tentu saya sangat memahami kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat petani ini," katanya.
Dirinya menjanjikan, akan meneruskan poin-poin serapan dari aspirasi masyarakat ini kedinas atau lembaga provinsi terkait untuk dicarikan solusinya. Salah satunya adalah, optimalisasi lahan hutan produktif milik negara yang ada disekitar lingkungan desa terdekat, untuk mau bekerjasama demi peningkatan derajat perekonomian masyarakat.
"Kebetulan saya sendiri di Komisi II DPRD Provinsi Jabar yang mengurus persoalan pertanian, perkebunan dan kehutanan," tambahnya.
Mantan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini juga menegaskan, walaupun keadaan saat ini sedang dalam masa pandemi Covid19, namun masa resses tetap harus dilakukan agar semua permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat bisa ditampung dan dicarikan solusinya.
"Masa Resses untuk sangat penting. Namun dalam pelaksanaannya tetap wajib mematuhi semua protokol kesehatan Covid19 yang sudah ditetapkan," ungkap Asep yang tetap memakai masker dari awal acara hingga proses wawancara ini berakhir. (Ruslan Ependi)
